Setiap orang pada dasarnya dapat menjadi hebat, karena setiap orang punya potensi yang hebat, seharusnya potensi hebat ini dapat disiapkan sejak kecil dengan mengaktifkan segala potensi yang dimiliki dengan cara mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki tersebut di dalam proses belajar di sekolah, rumah maupun lingkungan sekitar. Sering kali ditemui seorang guru atau orang tua memberikan predikat kepada siswa atau anak berdasarkan hasil prestasi akademik, jika siswa atau anak mempunyai hasil prestasi akademik 90, 100, atau A, maka dikatakan siswa atau anak tersebut �hebat, cerdas, dan pintar� padahal kemampuan tersebut hanya mengukur kemampuan akademis semata. Di sisi lain, banyak siswa atau anak yang sangat hebat bermain musik, olah raga, atau berkesenian lain belum tentu mendapat apresiasi dari sekolah atau orang tuanya.
Kecerdasan yang sebenarnya menurut Howard Gardner ada delapan macam, yaitu (1) kecerdasan linguistik, (2) kecerdasan logis matematis, (3) kecerdasan visual spasial, (4) kecerdasan kinetis, (5) kecerdasan musikal, (6) kecerdasan naturalis, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan intrapersonal. Seorang guru atau orang tua tidak boleh mengabaikan berbagai kecerdasan di luar akademis yang dimiliki oleh siswa atau anak, karena kehidupan nyata seorang siswa atau anak tersebut kelak tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan prestasi akademik. Banyak kita temuai orang-orang hebat pada masa sekolah prestasi akademiknya biasa-biasa saja bahkan ada yang tidak naik kelas atau dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu seorang guru atau orang tua perlu tahu tentang delapan kecerdasan berikut.
1.Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dalam bicara, membaca, dan menulis. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh negosiator, orator, pengacara, negarawan, dan lain sebagainya yang sejenis.
2.Kecerdasan Logis Matematis
Kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan serta pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuwan, matematikawan, saintis, filsuf, fisikawan, dan lain sebagainya yang sejenis.
3.Kecerdasan Visual Spasial
Kemampuan untuk melihat secara detail dan dapat menggunakan kemampuan ini untuk melihat segala obyek yang diamati. Lebih dari itu, kecerdasan ini dapat merekam yang dilihat dan mampu melukisnya kembali. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para arsitek, pilot, navigator, penemu, dan lain sebagainya yang sejenis.
4.Kecerdasan Kinetis
Kemampuan untuk menggunakan anggota tubuh untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Dengan kecerdasan ini, seseorang dapat mewujudkan yang dipikirkan dengan gerak fisik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para olahragawan, penari, atlet, dan lain sebagainya yang sejenis.
5.Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk menyimpan nada atau irama musik dalam pikiran seseorang. Orang yang mempunyai kecerdasan ini lebih mudah mengingat sesuatu jika diiringi dengan irama musik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para musisi, seniman, budayawan, penyair, dan lain sebagainya yang sejenis.
6.Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengenali lingkungan dan memperlakukannya secara proporsional. Bisanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para neurologi, antropolog, sosiolog, detektif, dan lain sebagainya yang sejenis.
7.Kecerdasan Interpersonal
Kamampuan untuk menghubungkan dengan orang-orang di sekitarnya, dapat merasakan secara emosional, memperkirakan secara temperamen suasana hati, maksud, serta kehendak orang lain. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para sosiolog, psikolog, konselor, dan lain sebagainya yang sejenis.
8.Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk mengenali dan memahami diri sendiri serta berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Bisanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli pemikir, motivator, trainer, dan lain sebagainya yang sejenis.
Selain delapan kecerdasan tersebut, masih ada satu kecerdasan yaitu kecerdasan eksistensil yang tidak dimasukkan oleh Howard Gardner. Kecerdasan eksistensial yaitu kemampuan untuk merasakan dan menghayati berbagai pengalaman spirit atas ajaran atau pemahaman sebuah keyakinan kepada Tuhan. Bisanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para spiritual, sufi, agamawan, dan lain sebagainya yang sejenis.
Sumber:
1.Iwan Sugiarto, Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik dan Kreatif, Gramedia, Jakarta, 2011
2.Suyadi, Anak yang Menakjubkan, Diva Press, Yogyakarta, 2009
3.http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_multiple_intelligences Existential
4.http://www2.le.ac.uk/departments/gradschool/training/events/caferesearch/cafe-brain
MENJADI HEBAT TIDAK HANYA DENGAN AKADEMIS SEMATA
Oleh : Drs. Supriyadi, MT Widyaiswara PPPPTK Pertanian Cianjur
Was This Post Helpful: